Upaya pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama, yaitu pelestarian in situ dan eks situ. Pelestarian in situ adalah upaya melindungi spesies, habitat, atau ekosistem secara langsung di lokasi aslinya, seperti taman nasional, suaka margasatwa, dan cagar alam. Sedangkan pelestarian eks situ adalah usaha pelestarian yang dilakukan di luar habitat asli organisme, seperti di kebun binatang, bank gen, atau kebun raya.
Persebaran flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografisnya yang berada di antara dua benua, Asia dan Australia, serta terbagi oleh garis Wallace dan Weber. Garis Wallace membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian utama, yaitu kawasan barat yang memiliki karakteristik fauna mirip dengan Asia. Di sisi lain, kawasan timur Indonesia yang dipisahkan oleh garis Weber memiliki fauna mirip Australia.
Phylum Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang dikenal dengan tubuhnya yang lunak dan tidak bersegmen. Mollusca mencakup berbagai jenis hewan seperti siput, kerang, cumi-cumi, dan gurita. Tubuh hewan dalam filum ini biasanya dilindungi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, meskipun ada beberapa spesies yang tidak memiliki cangkang, seperti gurita.
Biodiversitas atau keanekaragaman hayati merujuk pada variasi bentuk kehidupan yang terdapat di Bumi, mencakup semua organisme dari tingkat genetik, spesies, hingga ekosistem. Keanekaragaman ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, mendukung fungsi-fungsi ekologis seperti siklus nutrisi, penyerbukan, serta pengendalian hama alami.
Epigeal dan hypogeal germination adalah dua tipe perkecambahan yang berbeda berdasarkan posisi kotiledon (daun lembaga) setelah biji berkecambah. Epigeal germination terjadi ketika kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah oleh pertumbuhan hipokotil (bagian batang di bawah kotiledon), seperti yang terlihat pada kacang merah atau kacang hijau. Sebaliknya, pada hypogeal germination, kotiledon tetap berada di bawah tanah karena hanya epikotil (bagian batang di atas kotiledon) yang memanjang, seperti pada jagung dan kacang tanah.
Burung, yang tergolong dalam kelas Aves, adalah kelompok vertebrata yang dicirikan oleh adanya bulu, sayap, dan paruh tanpa gigi. Sebagian besar burung memiliki kemampuan terbang, meskipun ada beberapa yang tidak, seperti burung unta dan penguin. Burung memiliki struktur tulang yang ringan dan berongga untuk mendukung penerbangan, serta sistem pernapasan yang efisien melalui kantung udara. Selain itu, mereka juga memiliki jantung empat ruang yang mendukung metabolisme tinggi.
Pisces, atau ikan, adalah kelompok vertebrata air yang hidup di habitat air tawar maupun laut, dan dikenal dengan tubuhnya yang ditutupi sisik, memiliki sirip untuk bergerak, serta bernapas menggunakan insang. Ikan merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), yang berarti suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Ikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu ikan bertulang sejati (Osteichthyes) seperti salmon dan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) seperti hiu dan pari.
Mamalia adalah kelas vertebrata yang memiliki ciri khas berupa kelenjar susu pada betina, yang digunakan untuk menyusui anak-anaknya, serta tubuh yang umumnya ditutupi oleh rambut atau bulu. Mamalia juga dikenal dengan sistem pernapasan yang melibatkan paru-paru, jantung berbilang empat ruang, dan darah berdarah panas (homeoterm), yang memungkinkan mereka untuk menjaga suhu tubuh stabil. Mamalia memiliki otak yang relatif besar dibandingkan dengan kelompok hewan lainnya, sehingga mereka dikenal dengan perilaku yang kompleks dan kemampuan belajar yang tinggi.
Ekosistem laut adalah salah satu ekosistem terbesar dan paling kompleks di Bumi, meliputi lebih dari 70% permukaan planet ini. Ekosistem ini terdiri dari berbagai habitat seperti terumbu karang, mangrove, lamun, laut dalam, hingga zona pasang surut. Keanekaragaman hayati di ekosistem laut sangat tinggi, dengan organisme mulai dari plankton mikroskopis hingga mamalia besar seperti paus. Ekosistem laut memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan global, terutama melalui siklus karbon dan produksi oksigen. Proses fotosintesis oleh fitoplankton di lautan berkontribusi signifikan terhadap produksi oksigen dunia.